Pada zaman dahulu, di Pulau Jawa terdapat 9 orang penyebar
agama Islam atau yang biasa kita sebut Wali Songo, salah satu diantaranya
adalah Sunan Giri atau Raden Paku. Sunan Giri mempunyai banyak murid, salah
satunya bernama Ahmad Hisyam yang diangkat sebagai anak angkatnya. Ahmad Hisyam
memiliki kepandaianyang menonjol, sehingga ia pun disekolahkan di Demak. Karena
kepandaianya, Ahmad Hisyam dipercaya untuk menyebarkan agama Islam di wilayah
Pantai Utara Pulau Jawa yaitu Semarang, Tuban, Lamongan, dan Gresik.
Setelah
pulang dari Demak, ia dan rombonganya beristirahat sambil menunaikan shalat
maghrib. Ketika itu, tiba-tiba ada seorang petani yang menombaknya karena
mengira bahwa Ahmad Hisyam adalah seekor babi hutan. Tombak itu mengenai dada
Ahmad Hisyam. Dalam keadaan yang luka parah, Ahmad Hisyam diangkat pulang oleh
para sahabatnya ke Gresik.
Selama
perjalanan, rombongan Ahmad Hisyam banyak mengalami kejadian. Ketika berjalan
ke arah utara, darahnya mengucur banyak sampai beberapa kemaron sehingga desa
tersebut diberi nama Desa Kemaron. Karena darah tersebut tumpah di sebelah desa
itu sehingga tanahnya berwarna merah, maka disebut Desa Lemah Bang. Karena
perjalanan yanglama, para pengikut Ahmad hisyam memakan kacang-kacangan yang tumbuh
liar di suatu desa, maka disebut Desa Kacangan.
Ketika
Ahmad Hisyam meninggal, para pengikutnya menghentikan perjalanan. Salah seorang
pengikutnya menghadap ke Sunan Giri untuk melaporkan kematian Ahmad Hisyam.
Sunan Giri pun memerintahkan para pengikutnya untuk mengubur jenazah Ahmad
Hisyam di desa tersebut. Desa yang ditempati untuk menguburkan jenazah Ahmad
Hisyam dinamai Desa Deket yang berarti desa yang dekat dengan makam Ahmad
Hisyam.
Comments
Post a Comment